Kesatuan Eklesial di Tengah Budaya Individual Berdasarkan Filipi 2:1-4

Authors

  • Jhon Kalaka Sekolah Tinggi Teologi GIDI Papua

DOI:

https://doi.org/10.69668/juita.v1i1.4

Keywords:

individualisme, kesatuan, eklesial, gereja, filipi

Abstract

Budaya individualisme yang semula dikenal masif di dunia Barat perlahan mulai merata ke berbagai belahan dunia. Sikap semacam itu rupanya juga telah bersarang di kehidupan gereja masa kini. Individualisme mengarah pada narsisme dan pengabaian seorang akan yang lain. Namun kondisi ini sebetulnya bukan perkara baru. Di zaman gereja mula-mula telah ada hal semacam ini. Nasihat untuk kesatuan dalam Surat Filipi ditulis oleh Paulus untuk menangani adanya individualisme di antara jemaat Filipi yang menimbulkan perpecahan. Artikel ini  meneliti Filipi 2:1-4 dalam perspektif eklesiologis guna menunjukkan bahwa Paulus membahas kesatuan eklesial yang pada gilirannya dapat dipakai untuk menangani gaya hidup individualistik. Pertanyaan penelitian yang layak diajukan ialah: apa saja prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk membangun kesatuan eklesial di tengan budaya individual? Melalui metode eksposisi dan studi literatur, ditemukan ada beberapa prinsip untuk mewujudkan kesatuan eklesial di tengah budaya individual, yakni satu dasar kesatuan, empat pilar kesatuan, tiga sifat kesatuan, dan dua sikap kesatuan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asumang, A. (2012). Modelling the gospel in joyful partnership: Exemplars and the uniting theme of Philippians. Conspectus: The Journal of the South African Theological Seminary, 13(March), 1–47. https://doi.org/10.10520/EJC119689

Autrey, J. (1988). Surat Kiriman Penjara. Gandum Mas.

Baskoro, P. K., & Saputro, A. D. (2022). Konsep Biblika Pengharapan Kebahagiaan Menurut Filipi 2:1-4 dan Implementasinya Bagi Jemaat Masa Kini di Era Disrupsi. HUPĒRETĒS: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 4(1), 1–13.

Batluck, M. (2013). Paul, Timothy, and Pauline Individualism: A Response to Bruce Malina. In Paul and His Social Relations (pp. 35–56). Brill.

Beilmann, M., & Realo, A. (2012). INDIVIDUALISM-COLLECTIVISM AND SOCIAL CAPITAL AT THE INDIVIDUAL LEVEL. Trames, 16(3), 205–217.

Brill, J. W. (2003). Tafsiran Surat Filipi. Yayasan Kalam Hidup.

Danker, F. W. (2000). A Greek-English Lexicon Of The New Testament And Other Early Christian Lietrature. The University of Chicago Press.

Fitch, A. (2008). Filipi: Surat Cinta Dari Orang Yang Tua. YAKIN.

Friberg, B., Friberg, T., & Miller, N. F. (2000). Analytical Lexicon of the Greek New Testament. Baker.

Gering, H. M. (1994). Analisa Alkitab. Imanuel.

Gingrich, F. W. (1983). Shorter Lexicon Of The Greek New Testament (F. W. Danker (ed.)). University Of Chicago Press.

Guthrie, D. (2012). Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (Matius-Wahyu). Yayasan Bina Kasih/OMF.

Hagelberg, D. (2008). Tafsiran Surat Filipi dari Bahasa Yunani. ANDI.

Klein, W. W., Garland, D. E., Still, T. D., Thomas, R. L., Köstenberger, A. J., & Rupprecht, A. A. (206 C.E.). Ephesians - Philemon. Zondervan.

Lonas, J. (2023). Christ’s Love, Paul’s Love, Our Love: The Fellowship and Joy of Humility.

Mangundjaya, W. L. H. (2013). Is There Cultural Change In The National Cultures Of Indonesia? In Y. Kashima, E. S. Kashima, & R. Beatson (Eds.), Steering the cultural dynamics: Selected papers from the 2010 Congress of the International Association for Cross-Cultural Psychology.

Nguyen, L. (2018). Sinful Individualism and Sinful Structures. Say Something Theological: The Student Journal of Theological Studies, 1(2), 49–57.

Poerwadarminta, W. J. S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Prabowo, P. D. (2023). Internalisasi, Interkoneksi, Integrasi: Kepemimpinan Apostolik Paulus Dalam Misi Menurut Roma 15-16. JURNAL TRANSFORMASI: Jurnal Teologi Dan Kepemimpinan, 2(2), 188–204. https://journal.sttintibandung.ac.id/index.php/JT/article/view/39.

Prabowo, P. D., & Kalaka, J. (2023). Tendensi Sosial di Balik Perumpamaan Unik Lukas: Analisis Tematis Lukas 9:51–19:44. Sabda: Jurnal Teologi Kristen, 4(2), 149–163. https://doi.org/https://doi.org/10.55097/sabda.v4i2.92

Purwidhianto, K. (2022). Ibadah Intergenerasi dan Motivasi Beribadah Di Tengah Tantangan Bergereja Secara Individualistik Dan Konsumeristik. KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen, 3(2), 176–190.

Santos, H. C., Varnum, M. E. W., & Grossmann, I. (2017). Global Increases in Individualism. Psychological Science, 28(9), 1228–1239. https://doi.org/10.1177/0956797617700622

Schindler, T. (1989). Ethics: The Social Dimension. Michael Glazier.

Skeen, J. W. (2016). Humility: Philippians 2:1-11. The American Journal of Biblical Theology, 17(18).

Snyder, H. (2019). Literature review as a research methodology: An overview and guidelines. Journal of Business Research, 104, 333–339. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.07.039

Stamps, D. C. (2006). Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Gandum Mas.

Sutanto, H. (2007). Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Literatur SAAT.

Tangen, K. I. (2018). Leadership as Participation in Christ: Paul’s Theology of Leadership in the Letter to the Philippians. Journal of Biblical Perspectives in Leadership, 8(1), 276–290.

Published

2024-04-30

How to Cite

Kalaka, J. (2024). Kesatuan Eklesial di Tengah Budaya Individual Berdasarkan Filipi 2:1-4. Jurnal Ilmiah Tafsir Alkitab, 1(1), 11–21. https://doi.org/10.69668/juita.v1i1.4